Thursday 21 August 2014

Jauh bau wangi. Dekat?

HELL.o

Di dalam pesawat, saya bersebelahan dengan seorang bapak setengah baya yang sedari awal penerbangan sibuk menunjuk-nunjuk layar sentuh yang ada dihadapannya. Hingga suatu waktu dia mengajak saya berdialog, menanyakan hendak kemana? Mau ngapain? Asalnya dari mana? Dan tidak ketinggalan apakah sudah berkeluarga? Pffft.

Mendengar jawaban saya, dia berujar seperti berikut. 
"Kalau training disana nggak usah dibagiin semua ilmunya, setengah aja mba". Mendengarnya saya jadi tertawa geli, yakali deh saya setengah-setengah jelasin aplikasi?

Sesampainya di tempat tujuan, saya menumpang pada sebuah taksi yang kebetulan dikendarai oleh penduduk asli. Pertanyaan yang hampir sama pun tergelincir dari ruang kemudinya. Dari mana? Mau ngapain? Apakah sudah berkeluarga? Saya hanya menjawab seperlunya dan diberi tambahan hahaha. Saya yang amat sangat ngantuk karena ikut penerbangan paling awal hari itu, benar-benar terbelalak ketika pak supir berkata dengan sinis, "terima kasih masih sudi mampir kesini".

Oh c'mon.. what is going on with this both guys?

**

Ada pepatah yang menyatakan bahwa tetangga adalah saudara yang paling dekat (sumber dari sini), tapi kadang karena terlalu dekat, malah menyebabkan adanya sensi-sensian. Not a good one, right?

Adanya kemiripan atau bahkan persamaan seharusnya membuat kita bisa bersatu. Perbedaan saja bisa bersatu, apalagi yang sama kan? Pernah dibayangkan nggak kalau kebersamaan tersebut akan membuat kita menjadi berkembang dan menghargai satu sama lain? Saling belajar dimana kekurangan masing-masing, sehingga yang lainnya bisa melengkapi. Membantu yang kekurangan dan mungkin dapat menolong yang sedang dalam kesulitan. Yah, kayak anak kembar gitu deh. hehehe.

Happy Independence :)
You two have a same birth month!


















see you in HEAVEN.

Tuesday 24 June 2014

Menuju Puncak! (3)

HELL.o

Melanjutkan cerita sebelumnya, malam itu riuh ramai tenda sekitar membuat kami terbangun. Udara saat itu rasanya nggak terlalu dingin (YA IYALAH, SAYA UDAH PAKE 2 LAPIS BAJU DAN CELANA PLUS JAKET BERBAHAN POLAR! hahaha gak santai abis..) sehingga saya pun siap keluar tenda, tidak lupa memakai headlamp. Waktu menunjukkan pukul 23.30 WIB. Persiapan kami sudah lengkap, tapi masih dicek kembali. Sepupu 2 yang akan membawa bahan logistik kami dalam satu carrier.

Beberapa orang sudah berjalan melewati tenda kami, rapi membentuk barisan. Biasanya jumlah mereka 5-10 orang. Team kami hanya 3 orang. Tapi kalau ditotal semua pendaki mungkin bisa jadi ratusan, atau ribuan. Oh my God.. banyak banget. Nggak kebayang, muat nggak yah itu puncaknya menampung kami?

Kami berdoa sebelum berangkat. Saya stretching sebentar sambil melihat orang lalu lalang. Tegang sekali rasanya. Ini pertama kali saya malam mingguan di gunung. Perasaan campur aduk juga. Tapi tekad sudah bulat, tujuan sudah di depan mata. Let's hit the rocks! HAHAHAHA GAYA LU!

25 Mei 2014
Pukul 00.01 kami selesai berdoa dan memulai perjalanan. Summit attack di Semeru memang harus dilakukan tengah malam gitu modelannya. Saya yang berbekal satu botol susu cokelat, sepanjang jalan komat kamit melafalkan puja puji kepada Allah. Semoga bisa sampai puncak. Aaaammiinn.

Perjalanan menanjak benar-benar menguras energi, tapi karena cuaca gelap dan dingin, saya tidak terlalu merasa kelelahan. Sesekali saya berhenti karena mengikuti grup depan. Kami tak tahu rute pendakian, jadi lebih aman jika mengikuti grup orang. Hehehe

Sampai lah di satu titik saat itu abu mulai turun, saya mulai mengenakan masker dan bernapas dari mulut. Udara dingin mulai menusuk. Baju lapis 3 ditembus hawa gunung. Saya berdoa agar asma tak kumat selama pendakian ini. Grup depan berhenti kembali. Saya pun berhenti. Sepupu 1 di depan saya bertukar tempat dengan saya dan menyarankan untuk jalan duluan. Kami memutuskan untuk mendahului grup depan.

Saya berada paling depan, berjalan setapak dengan pencahayaan dari headlamp saja. Arah menuju puncak juga bias, tak ada papan penunjuk, sayapun tak punya kompas. Ketika ada jalan bercabang, saya ragu untuk mengambil keputusan, akhirnya selalu bertanya ke sepupu di belakang, "yang mana nih?" dan ternyata jalan tersebut hanya dipisahkan satu pohon yang ujungnya tetap menjadi satu jalan, hahaha nggak leader banget ye gue..

Ketidakmahiran saya dalam mengambil keputusan ternyata berakibat fatal. Saya dihadapkan pada 3 gundukan tanah. Yang satu paling dekat dengan saya terlihat landai dan mudah didaki, yang kedua ada tumbuhan yang menutupi, dan yang ketiga agak ke kiri dan terlihat gelap sekali. Jelas saya pilih yang pertama. HAHAHA cari yang gampil aje.. Baru 100 meter berjalan, headlamp saya menyinari jalanan terjal, tiba-tiba saya ketakutan dan kembali bertanya kepada sepupu di belakang dengan suara serak, "ini kok gini ya jalanannya serem?" saya berhenti. Kami berhenti. Dengkul saya kok bergetar ya? Itu takutnya nggak main-main deh. asli.

"Salah mas, salah! Turun mas, jalannya yang sebelah sini!" Di belakang ada suara si Saip, temannya sepupu saya. Oh my God. Saya merasa bersalah sama grup, Huhuhu. Kami akhirnya mengikuti grup nya Saip dan kembali ke arah jalan yang bercabang 3. Ternyata ada kantong plastik merah yang menandakan itu, tapi saya lengah dan tidak melihat tanda itu.

Pendakian terus berlanjut, sesekali kami duduk untuk beristirahat dengan dihujani abu tipis. Hingga akhirnya sampailah di kaki gunung yang treknya batu, iya batu! Ramai sekali. Terlihat banyak pendaki lain yang "mengantre" untuk naik, ada juga yang beristirahat sambil menghadap ke bawah, beberapa temaram lampu mereka agak menyilaukan saya yang hendak naik.

Jujur saja, saya orangnya tidak sabaran. Ketika di depan sedang berhenti, ada kalanya saya menyalip dari kanan. Pikir saya treknya jelas kok, lebar dan ramai.. Jadi kenapa enggak? Tapi saya malah dimarahin sama sepupu, "lo jangan nyalip-nyalip gitu! Nanti kalau terlalu melebar malah nyasar!" hehehe ampuuun.. Dasar pendaki pemula ya, semangat masih berkobar-kobar!

Waktu menunjukkan pukul 01.30 dini hari, lha kok tau? iya, aku mbawa hempon. Hehehe ndak tau deh ini boleh ditiru apa enggak. Kami beristirahat sebentar. Pas saya lihat hempon, ternyata ada sinyal. Langsung lah saya kirim pesan via whatsapp buat mendokumentasikan ini. Kemudian saya sempat ambil foto pemandangan kota Malang dari hempon.

lha, kok gelap? iya kan malem.. ndak ada blitz nya.. HAHAHAHA maap ya

Sehabis ambil foto item dan minum susu cokelat, kami melanjutkan perjalanan. Batu semakin besar, beberapa kali ada batu menggelinding, saya jadi ada kesempatan buat teriak-teriak "BATU BATU" cailaaah, kek di adegan pilem ya maliiiih :p

Waktu menunjukkan pukul 05.00 WIB ketika ada siluet biru menyembul dari balik gunung yang saya rayapi, badan sudah nggak bisa berdiri tegak, saya merayap seperti cicak. Baterai hempon tinggal 15%, ketika mau ambil foto, tetiba hempon mati. HUHUHU. Sepupu 1 bilang, ayo sedikit lagi! Eh sepupu 2 mana ya? Ndak tau lah ya. Bisa jadi dia sedang membantu kawannya, biarlah.. toh dia anggota SAR. hihihi

Ketika menengadah ke atas, ada lampu kedap kedip warna merah, sepupu 1 bilang itu puncaknya. WAH SUDAH DEKAT! hahaha akhirnya kami bangkit lagi. Merayap lagi. Istirahat lagi. Bangun lagi, merayap dan istirahat. Begitu terus.. Kami berdua saling menyemangati. Kebetulan sepupu kena serangan fajar! Tetiba dia pingin BAB. Yah ampuuun..ini mungkin efek cireng pedas yang semalam. Perut saya juga tiba-tiba bergejolak, kalau ini sepertinya maag saya kumat terkena susu cokelat dingin. TAPI PUNCAK SEDIKIT LAGI KAKAAAK! Kami tak menyerah..



Alhamdulillaaaaahhh :)

Akhirnya kami sampai di puncak! Rasa lelah sudah terbayarkan. Senang sekali bisa sampai disini. Hempon saya nyala lagi dengan sisa batere tinggal 10% dan sempat mengabadikan beberapa moment sambil menunggu kedatangan sepupu 2 yang membawa minuman kemenangan, saya dan sepupu 1 duduk dan ngobrol. HAHAHA ini nih negeri di atas awan..

negeri di atas awan

sepupu gelisah :p

HELLo HEAVEN :)

Akhirnya sepupu 2 sampai puncak bersama teman dari grup lain, rupanya ada beberapa kejadian yang mereka alami, mungkin akan saya ceritakan di lain kesempatan ya. HEHE

Salam Lestari :)
see you in HEAVEN.

Monday 16 June 2014

Menuju Puncak! (2)

HELL.o

Setelah melewati hari sebelumnya (cek disini), akhirnya kami melanjutkan perjalanan di hari kedua.

24 Mei 2014
Lagu bangun tidur kuterus mandi ternyata tidak terpakai di gunung. HAHAHA. Udara RaKum (singkatan dari Ranu Kumbolo) pagi itu sangat bersahabat dengan selimut. Embunnya banyak dan cahaya mataharinya menghangatkan tenda kami. Saya berniat keluar tenda dan mendapatkan pemandangan ciamik. Niat untuk ambil air saya urungkan, saya memilih untuk duduk di depan pintu tenda dan menjemur muka (eke udah pake sunblock ya! CATAT!), sailaaah..asa bule nyaa.. 


(keduanya diambil dengan kamera hempon :p)

Setelah puas berjalan-jalan dan ambil air di Rakum untuk persediaan, akhirnya kami melanjutkan perjalanan melalui tanjakan cinta dan oro-oro ombo. GORGEOUS? NATURALLY!

berhasil naik tanjakan cinta tanpa nengok dan berhenti :))

potong rambut ASGAR di bawah pohon rindang :)


prewed kok sendirian sih?

Seorang teman dari team SAR Semeru cerita, dulu waktu tahun 2001-an dia mendaki, pernah ketemu sama macan di Oro-oro Ombo.. Wahahahaha untungnya saya nggak ketemu sih. Pemandangannya cakep banget memang! Macan aja seneng kan..

Setelah melewati padang luas itu, kami berhenti lagi di Cemoro Kandang. Asik kan banyak istirahatnya? Hahaha.. ini kebanyakan foto-foto sih sebenernya..

nanti edit sendiri deh foto prewed nya :))))

Perjalanan kembali dilanjutkan kembali. Sepupu saya terkadang menjelaskan beberapa trik survival. Salah satunya dengan memakan buah kecil mirip raspberry berwana merah atau ungu yang jika ditekan mengeluarkan cairan berwarna merah, persis darah, tapi ketika dimakan rasanya asam manis. Beberapa kali kami berhenti untuk memetik buah itu.. Tapi aku ndak tau namanya kak. Di tengah jalan, sepupu yang merupakan salah satu anggota Arema Rescue berbincang dengan kawan sepermainan. Namanya TARPIN! Ada cerita menarik tentang Tarpin. Cerita lebih lanjutnya nanti yak!

Mendekati pos berikutnya, perjalanan semakin spektakuler.. Tanjakan dan turunan yang seolah tak ada habisnya sangat membuat dengkul lelah. Beberapa kali saya minum madu biar semangat! Dan itu ngaruh banget deh. Lelah terbayar dengan pemandangan indah kok! Tenang sajaaa :)

sampai di pos JAMBAN GAN !

Tiba di Jambangan, terlihat jelas itu puncak Mahameru ada di atas, menjulang tinggi, rasanya jauh sekali. Mana bisa gue mendaki setinggi itu? Yaiilahh..ini mah alamat nginep aja di Kalimati deh ah.. HUFT!
Perasaan minder sering saya rasakan ketika melihat cewek-cewek perkasa pendaki lainnya. Pasti mereka kuat dan sering naik gunung ya, jadi nggak heran mereka kuat gitu.. HAHAHAH emang dasar otak pesimis deh. Ya sudahlah, saya hilangkan semua pemikiran bodoh itu dan kembali berjalan ke Kalimati.

Pos terakhir sebelum summit harusnya Arcopodo. Kalau nggak salah sih gitu ya, tapi sepupu saya bilang disana ramai dan mungkin kita nggak kebagian tempat, jadi kami beristirahat di Kalimati deh sambil menunggu malam.

nyampe Kalimati! yeahs!

sepupu penggiat alam

ambil air di Sumber Mani

Kalimati punya sumber mata air yang ngambilnya musti perjuangan dulu melewati lembah. Gileeehh.. kawan-kawan sayangi air yaaa.. Jangan dibuang untuk yang nggak bermanfaat! Susyeh bangeet ngambilnyaaa..

Setelah makan cireng pedas sebagai bahan makan malam, kami menutup tenda dan memasang alarm jam 23.00 untuk melanjutkan summit attack.. Sebelumnya kami sudah memasukkan beberapa bekal untuk persediaan makanan selama perjalanan ke atas. Oh yeah, I'm so excited!

see you in HEAVEN.

Tuesday 10 June 2014

Menuju Puncak! (1)

HELL.o

Setelah melalui dilemma pekerjaan yang tak kunjung usai, akhirnya saya berangkat juga ke Surabaya dengan menumpang pesawat terakhir dan tiba pukul 01.00 WIB karena ada keterlambatan pemberangkatan.
Ah, anyway.. dramatisasi tersebut mungkin akan saya tuangkan di kali lain.. HAHAHAHA

Dari Surabaya, saya dijemput oleh sepupu yang tinggal di daerah Purwosari untuk bermalam disana. Yuk lah, yang sodaranya tersebar di seluruh wilayah Indonesia Raya, jangan lupa untuk dihubungi kembali ya (biar ngirit biaya :p). Perjalanan ditempuh sekitar 2 jam lah ya kalau nggak salah, maklum udah tepar duluan..

Selanjutnya seharian jalan-jalan di Kota Malang sekalian mencari bahan logistik yang akan dibawa pergi naik gunung dan menginap di rumah sepupu yang lain. Kyaaa.. sangat mendebarkan.

23 Mei 2014
Berangkat dari rumah di daerah Malang sekitar pukul 08.00 pagi menuju ke Pasar Tumpang. Di perjalanan, terlihat gunung Semeru berdiri kokoh. Dasar jiwa pengecut ya, belum apa-apa rasanya nggak yakin bisa kesana. "Ini gunung kok tinggi banget ya? Puncaknya kok kecil ya? Apa muat kalau sampai ada ratusan bahkan ribuan pendaki yang naik kesana? Duh, nggak yakin deh bisa naik". 
Sepupu saya tersenyum simpul seraya berkata "Kita ini udah mau menuju kesana lho, nggak ada kata balik lagi atau nggak jadi". Oh my God, nyali sempat ciut melihat puncak Mahameru itu. Perasaan gunung di Bogor yang biasa dilihat di depan rumah, nggak setinggi ini deh.
But, there is no way back. Just face it", ini bakalan keren! Pikir saya dalam hati seraya menghibur diri.

Sampai di Pasar Tumpang, kami bergegas ke Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Salah satu persyaratan naik gunung adalah memiliki kesehatan prima yang dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari dokter. OK LOLOS. 

Oh ya, awalnya saya mau mendaki dengan sepatu basket gitu, kemarin pas jalan-jalan di Malang mau beli sepatu trekking tapi nggak ketemu yang pas di hati (dan di kantong! hahaha) jadinya saya memutuskan untuk pinjam ke salah seorang kawannya sepupu. Sepatu pun diterima, ternyata ukurannya satu nomor diatas ukuran saya. BAIKLAH #akurapopo

Setelah beres, kami menumpang hardtop menuju desa Ranu Pani. Kalau tidak salah perjalanan ditempuh sekitar satu setengah jam, jalanannya nggak terlalu bagus. Udaranya panas, tapi hati tetep adem lantaran pemandangan yang spektakuler :p

turun dulu buat foto :))

Karena kebetulan saya berangkat pada hari jumat, sampai di desa Ranu Pani bertepatan dengan waktunya sholat jumat. Loket tutup. Kami harus menunggu. Ketika dibuka, ternyata ada yang bilang kalau kuota pendakian sudah penuh, tapi kalau sudah daftar online tetap bisa masuk. Hahaha canggih juga ini gunung..

Yah, akhirnya setelah urus sana-sini-situ-sono, tibalah kami di pintu masuk. Merinding. Berdebar. Senang. Pingin ketawa seraya berdoa dalam hati semoga daku selamat sampai balik kesini lagi. Kamipun berfoto.

biarpun panas, tetep hepi :))

Pendakian dimulai, trek awal membuat saya terengah-engah. Kaget dan belum menyesuaikan diri. Panas tubuh meningkat! Saya berkeringat deras di siang bolong dengan tangan pucat. Meeeeen, ini baru dua menit jalan, masa iya eke udah keliyengan? Saya baru ingat, ini pasti karena belum makan siang! HAHAHA napas sudah dari mulut. Yailaaahhh, gimana deh? Masa iya balik lagi buat makan bakso Malang? Pfffttt

Perjalanan berhenti sebentar, saya butuh minum. Sepupu saya mengingatkan untuk tidak minum terlalu banyak, apalagi di GLEK GLEK! Katanya bisa bikin sakit perut dan bikin boros air tentunya. Yaiyalah, secara perjalanan masih 500 tahun lagi yah boook. Akhirnya saya minum cuma seteguk. Ok lanjut.

Kami melanjutkan perjalanan kembali, saya mulai mengikuti ritme perjalanan dan menikmatinya. Trek terus menanjak dan masih terlihat paving block. Konon kata sepupu saya, kalau masih terlihat batakonya, itu masih dibawah. Yah sudahlah, perjalanan terus dilanjutkan. Sesekali kami berhenti untuk duduk, menikmati udara dan sekadar say hi bye ke pendaki lain yang lewat. Menyenangkan :)

Lama-lama perasaan mulai bergejolak, ketika saya nggak merasa capek tapi grup memutuskan untuk berhenti istirahat lama membuat saya muak. HAHAHA. Tapi yang namanya pendakian bersama, semua harus dijalani bersama. Ketika yang satu kelelahan, yang lain harus menunggu juga, walaupun tak lelah.


gelisah nungguin orang :))


Ada yang bilang kalau mau tahu watak orang yang sebenarnya, bawa saja ke gunung. Mungkin disini kelihatan ya saya ini orangnya egois. Tapi saya mencoba menunggu kok, berarti boleh jadi saya penyabar dong *benerinbergo* hahaha.

Perjalanan kami dari Desa Ranu Pani ke Ranu Kumbolo termasuk LAMA BANGET. Setelah melewati banyak pos, duduk-duduk di pinggir jurang, ngobrol ngalor ngidul, dan lainnya.. Akhinya kami sampai. Jam berapa? Jam 19.30 WIB akhirnya kami sampai dan langsung membangun tenda untuk istirahat.

Ranu Kumbolo malam itu dingin sekali, pas ngobrol juga sampai beruap-uap gitu.. Kek di Jepang kan? ngahahahaha. Tadinya mau langsung tidur karena lelah, tapi sepupu bilang dari luar tenda. Katanya mau lihat bintang? OH IYA YA!

Benar saja! Nonton bintang di Ranu Kumbolo sambil pegangan tangan sama pasangan tuh pasti romantis deh, tapi yaudahlah yah karena dateng kesininya sama sepupu jadi nggak usah banyak cing cong. BINTANGNYA BAGUS TAPI AKU NDAK SEMPAT FOTO. hahahaha emang lebih baik datang sendiri deh biar bisa ngerasain tidur dengan atap bintang :D

See you in HEAVEN.

Monday 19 May 2014

Menuju Gunung (2)

HELL.o

Setelah pembahasan sebelumnya tentang persiapan menuju gunung disini, sekarang ada persiapan lain yang butuh dibahas juga.

Naik gunung boleh jadi sarana olahraga untuk melatih banyak organ tubuh, ya gimana enggak? Otak dipakai buat manajemen waktu. Kaki dipakai buat mendaki hingga ke puncak. Tulang punggung membawa carrier seberat karung beras yang cukup untuk mencegah osteoporosis. And so on.. so on..

Emangnya kuat?

Nah ini!!!
Sekedar mengingatkan akan prestasi daku di jaman muda dulu nih, sebagai juara lomba lari tingkat SLTP se-Kotamadya Jakarta Selatan, tentu bisa dijadikan modal untuk naik gunung lah.. Belum lagi sebagai MVP di liga basket jaman Sekolah Dasar, tentu membuat daku semakin percaya diri menghadapi segala rintangan fisik yang menanti. Walaupun kelihatannya badan nggak bergizi, tapi stamina jangan ditanya..
TAPI ITU KAN DULU!!!

Sekarang, apa kabar dunia? Dengan kesibukan bekerja dan jarang olahraga, tentu saja stamina mulai menurun. Terakhir aktif berolahraga adalah jaman SMA. Oh My God. Gimana ini?

Sebulan sebelum naik gunung ini, saya menyibukkan diri dengan jogging. Setiap weekend, saya berjanji untuk bangun pagi dan bergegas untuk lari di dalam komplek rumah.

Itu janjinyaaa, kenyataannya ternyata saya sering ingkar. Sekalinya jogging, selalu diakhiri dengan semangkok soto mie Bogor, oke ditambah setengah porsi nasi putih, iyaaa oke deh plus minum teh tawar. Oh tuhan ampuni hamba..

Karena jogging di weekend kurang sukses, saya menyiasati dengan jalan kaki setelah pulang kerja. Nah, yang ini cukup efektif. Rute yang saya lalui adalah Jl. HR. Rasuna Said hingga ke Stasiun Sudirman, cukup lah, ada tanjakan juga dan banyak lampu dari gedung-gedung bertingkat yang caem.

Practice makes perfect. Pergi ke gunung perlu persiapan fisik juga kan?

Selain fisik, mental tentu tak kalah penting. Banyak browsing kadang menjadi bumerang buat saya. Kok ternyata gini? Duh, kenapa gitu sih? OMG kok berat amat ya? Begitu sih kira-kira yang muncul dalam pikiran.

Nggak perlu dilawan, apalagi dibantah. Memang pada dasarnya ini harus dilalui kan? Oke, sekarang cari tahu lah kira-kira baiknya gimana. Saya pun banyak berdoa dan ditambah banyak mendengar cerita pengalaman orang lain.

Ini kali pertama, mungkin tidak sempurna, tapi berusaha semaksimal mungkin yang kita bisa!

See you at the top.
H-2.

see you in HEAVEN.





Monday 12 May 2014

Menuju Gunung (1)

HELL.o

Beberapa hari yang lalu seorang sepupu mengirimkan pesan singkat yang isinya menawarkan hal menarik. Bukan mengajak ikut seminar menjadi kaya atau menawarkan pinjaman uang tanpa bunga kok *ini apa sih kok salah topik banget*, anyway.. Dia menawarkan untuk NAIK GUNUNG!

Tanpa pikir panjang, saya langsung meng-IYA-kan! Selanjutnya dia menjelaskan bahwa kita akan tergabung dalam satu grup yang isinya sekitar 6-7 orang kalau nggak salah. Dan termasuk di dalamnya ada perempuan, jadi saya nggak perlu khawatir akan kesepian nggak ada teman perempuan. Hahaha ya mendengar penjelasan itu saya cukup senang juga, tapi walaupun dia nggak menyampaikan itu, saya (boleh jadi) akan tetap ikut! Ini kan salah satu keinginan terbesar, kapan lagi!!!

Besoknya, langsung memikirkan strategi untuk cuti. Kira-kira mood si boss lagi bagus nggak? Berapa hari sisa annual leave daku? Kyaaa..kyaaa.. Jadi terlalu bersemangat. Tapi apa benar nih, naik gunung se-simple itu?

JENG JENG JENG JENG..
Cuti sudah diterima, tiket sudah dibeli. Lantas, sudah tau apa tentang gunung dan pendakiannya? NOL!
Hahahahaha, ini dia nih saat paling mendebarkan, browsing!

Setelah beberapa kali blog walking, mental agak goyah yaaa.. Kenapa? Karena ternyata banyak hal yang tidak saya pikirkan tapi ternyata kenyataannya berat! OMG

Beberapa hal tersebut adalah :
1. Di gunung ada 3 penyakit mematikan, yaitu : Hipotermia, dehidrasi, dan Mountain sickness
2. Ada kemungkinan ketemu sama binatang buas, misalnya : babi hutan, harimau dan ular!
3. Nggak ada toilet! Jadi kalau mau BAB harus bawa cangkul.. Kita mesti bikin lubang dan tutup lagi.

Hahahahahahahahahahahaha!!!!
Asli deh, sebelumnya nggak pernah kepikiran kesana sebelumnya. Tapi tekad sudah bulat, genderang sudah tertabuh, langkah sudah berderap, dan yang paling penting sih.. cuti sudah diambil! :))

Persiapan lainnya, nggak kalah seru!
Beberapa perlengkapan seperti sleeping bag, matras, kompor kecil dan senter saya memang sudah ada, tapi yang lainnya? Nggak punya sama sekali. Mau minjem juga kayaknya susah. Ya sudahlah ya, beli saja! Untung punya cadangan dana nikah, dipake dulu gak dosa lah ya? *eh

Anyway, pergi ke gunung memang salah satu keinginan terbesar dalam hidup *benerinjilbab* hahaha, dulu jaman SMP masih camping, satu-satunya yang bawa sleeping bag dan carrier cuma saya. Masuk SMA, kebetulan ada grup pecinta alam yang menarik perhatian.. Tapi ternyata keinginan itu nggak sejalan dengan cinta monyet jaman SMA, kata si pacar nggak usah ikut yang begituan deh.. Nanti lecet! hahahhaha kalau ingat itu rasanya lucu juga.. Dan ternyata latihannya nggak main-main.. Salut banget lah sama kawan-kawan SMA dulu!

Sepupu juga mengingatkan, gunung sekarang ramai. Seingat saya sih semenjak dulu ada serial Jejak Petualang itu memang membuat rasa kagum sama alam Indonesia mulai memuncak *apapulabahasague*. Iya, jadi sekarang mungkin kalau naik gunung bisa dianggap ikut-ikutan korban film juga. Hahaha. Saya sih nggak terlalu fokus sama itu, yang penting kita ikuti aturan mainnya dan menjaga kelestarian alamnya.

Jangan meninggalkan apapun selain jejak
Jangan ambil apapun selain gambar/foto
Jangan membunuh apapun kecuali waktu

H-10 nih :)
see you in HEAVEN.





Wednesday 7 May 2014

Harga Sebuah Karya

Pagi ini rasanya ada yang menggelora di dada, jiyaelah.. Di pikiran juga sih sebenernya. Nggak terasa, hampir 4 tahun bekerja di sebuah perusahaan swasta, tapi kok rasanya belum punya apa-apa ya? Apa ada yang salah?

Pemikiran ini sebenarnya sudah muncul dari beberapa waktu yang lalu, saat lagi ngitung-ngitung harta dunia (yang nggak seberapa itu! kekekeke) sehubungan acara lapor pajak tahunan. Dari mulai kerja sampai sekarang, bentuk SPT rasanya kok belum berubah juga ya. HUFT!

gambar diambil dari sini

Sekedar mengingatkan, gambar di atas adalah SPT 1770 SS, SPT ini hanya dipakai oleh Wajib Pajak yang memiliki penghasilan kurang dari 60 juta setahun dan berasal dari satu pemberi kerja. Lain lagi kalau SPT 1770 S, SPT ini dipakai oleh Wajib Pajak yang penghasilannya sudah lebih dari 60 juta setahun dan atau jika penghasilannya didapat dari 2 pemberi kerja atau lebih. Nah, satu lagi SPT 1770 itu dipakai oleh Wajib Pajak yang memiliki usaha sendiri. Bisa di cek ke PER DJP nomor PER - 34/PJ/2010 (masih inget nih pelajaran pas kuliah :p)

TAPI YA ANYWAY, NGGAK MAU KONSULTASI TENTANG PERPAJAKAN KOK SEKARANG! *maap capslock kepencet otomatis* haha, sudah ribuan blog lah yang bisa menjabarkan perpajakan Indonesia saat ini.

Selama bekerja, apapun profesinya, kira - kira sudah punya apa dari situ? Mobil, rumah, atau yang lainnya? Apa benar memang itu tujuan kita? Kalau sudah punya itu semua, lantas mau apa? Nah, sebenarnya bukan itu fokusnya. Ada yang lebih bikin dada menggelora.

Apa karya kita yang sudah dihasilkan? Bagaimana hasilnya buat lingkungan sekitar? Atau minimal, gimana menjalankannya? Sudah puas belum?

Ribuan pertanyaan sudah ada dalam hati, tapi entah kenapa si otak kok diam saja? Apa yang sebenarnya kita ingin capai dalam hidup ini ya?

Saya yakin nggak sedikit dari kita yang sudah mengabaikan suara hati dalam diri dengan alibi untuk mencukupi kebutuhan keluarga (baca : duniawi!). Tapi ada juga yang mau bayar harganya dengan memperoleh sedikit tapi bisa berkarya banyak.

Banyak hal yang ingin kita capai namun ada keterbatasan. Misalnya si pecinta fotografi yang nggak punya kamera karena merasa hal tersebut terlalu mewah untuk dilanjutkan lantaran kebutuhan makan dan masa depan yang nggak sedikit. Boro-boro buat beli kamera, mau renovasi rumah aja udah eungaaap (eungap artinya sesak, diambil dari bahasa Sunda :p).. Belum lagi buat nabung masa depan, kan harus punya dana pensiun, JADI GIMANAAAAA?

Salah satu solusinya yaa, tetep beli kamera tapi nyicil! Oh oke bercanda, eh tapi setengah serius loh itu. Oke nggak beli kamera SLR deh, beli pocket camera, deh! Oke kali ini serius.. gimana kalau pakai hp aja? Iyaaa.. hempon jaman sekarang udah canggih bingitss kakak! Kita bisa maksimalkan dari situ.

"If there is a will, there is a way. If there is no way? Let's make a way!"

Hasil karya kita yang asalnya dari hati mungkin bisa jadi manfaat buat orang lain. Jadi kenapa takut buat bayar harganya?

see you in HEAVEN.

Friday 25 April 2014

Ngitung Beli Mobil

HELL.o

Serem kaliiii judulnya.. hahaha sengaja sih biar spektakuler aja gitu, habisnya tadi pagi mendapat sentilan dari bapak tukang ojek langganan dari Stasiun Sudirman, perbincangannya terjadi antara stasiun Sudirman sampai depan gedung KPK yang macica muchtarrrr (baca : macet gilak!).

Singkat cerita, bapak ojek bilang gini, "teteh males ya bawa mobil? macet sih ya Jakarta, mendingan naik kereta ajah?".. Ini sih sebenernya jadi pecutan nih, "hahaha iya ya mang ya, macet banget" yeah, jaga postur banget sih, padahal dalem hati ngedumel, yailah bang.. bawa mobil mah mau aja, tapi mobil sape nyang mau dibawa? Pfftt.

Oke, menurut ilmu dari perencana keuangan, jumlah utang seharusnya tidak boleh lebih dari 30% atas penghasilan kita. Berarti misalnya penghasilan kita Rp 10 juta, maka baiknya total "ngutang" yang dimiliki tidak lebih dari Rp 3 juta. Kalau ternyata lebih dari segitu, maka akan susah buat investasi. Konon gitu katanya.

Nah, sekarang kita hitung deh, kira-kira bisa nggak sih kita beli mobil? Mampu nggak? Jangan-jangan cuma buat gegayaan padahal utang numpuk? Males lah yau. Hahaha. Oke pertama yang harus ditanya adalah tujuan kita dulu nih. Mau beli apa? Mobil. Mobil apa? Mobil apa? Mobil yang rodanya empat.. Yailah, nggak yang gitu juga pertanyaannya.. 

Oke misalnya Mobil HBS yang harganya sekitar Rp 120 juta. Nah, biasanya kita bisa pilih kan, mau beli cash apa kredit? Yang cash mah yaudahlahyah, tinggal dateng ke dealer dan tunjuk mau warna apa, nah coba kalo yang mau kredit kira-kira mampunya berapa?

Dari harga Rp 120 juta biasanya diwajibkan DP sebesar 30% dari harga jual, berarti sekitar Rp 40 juta untuk DP dan sisanya bisa kita cicil yaitu sebesar Rp 80 juta. Nah berarti kalau penghasilan kita per bulannya adalah 10 juta, berarti kita bisa ambil cicilan selama 8 bulan karena total 8 bulan kali Rp 10 juta = Rp 80 juta? ya nggak gitu, terus selama 8 bulan makan pakai apaaaa?? hahaha

Nah untuk yang Rp 80 juta itu, bisa kita sesuaikan dengan total utang yang kita miliki. Misalnya ternyata dari penghasilan Rp 10 juta kita punya cicilan rumah Rp 2 juta berarti sisa Rp 1 juta bisa kita gunakan untuk cicilan mobil ini. Nah tapi kalau belum punya cicilan apapun berarti ada kesempatan mengguakan si 3 juta itu.

Untuk cicilan, maka penghitungannya, Rp 80 juta maka dibagi 12 bulan berarti Rp 6,67 juta. Udah bisa belum? Ya bisa aja, kan penghasilannya 10 juta, cuma terlalu maksa.. Kemudian kalau dibagi 24 bulan maka hasilnya Rp 3,33 juta naaah yang ini mendekati nih, tapi masih belum aman. Oke kalau 36 bulan maka hasilnya menjadi Rp 2,22 juta.. Naaaaaah, yang ini baru nih amaaaan.. Dengan total nilai "ngutang" Rp 3 juta maka penghitungan cicilan mobil Rp 2,22 juta dirasa mampu untuk membiayai mobil tersebut.

Biasanya dealer mobil memberikan pilihan, mau yang cicilannya kecil tapi DP nya besar atau DP sewajarnya tapi cicilan lebih besar. Perhatikan juga jangka waktu cicilan. Nggak mau kan 10 taun masih ngutang mobil aja? Hehehehe.

Misalnya kita sudah punya uang DP Rp 50 juta, maka penghitungan jadi berbeda. Dari harga Rp 120 juta, berarti sisa yang harus kita cicil adalah Rp 70 juta, nah kalau dibagi 24 bulan maka total ngutang kita juga masih masuk yaitu sekitar Rp 2,91 juta. Jangka waktu ngutangnya jadi lebih pendek kan? Tapi ya DP nya digedein. Hahahahhaha

Pilihannya tinggal di kita nih. Mau beli mobilnya kapan? Ya minimal kumpulin DP nya dulu lah. Pasti bisa laaaaah.. If there is a will, there is a way. If there is no way? Let's make a way!

Selamat beraktivitas.
see you in HEAVEN.


Wednesday 16 April 2014

Bad Thing Happened?

HELL.o

Pagi ini saya dibuat jengkel lantaran air PDAM kota Bogor yang tidak mengalir di rumah, tentu saja ini perkara sulit karena saya sebagai pribadi yang kece, amat sangat membutuhkan aliran air tersebut untuk mandi. Alhasil, hari ini saya ngantor tanpa mandi. HAHAHA

Sepanjang perjalanan dari rumah ke stasiun Cilebut rasanya uring-uringan banget, belum lagi pamitan sama mama dengan bersungut-sungut. Rasanya nggak mood banget! Nggak segar rasanya. Mengendarai motor pun sudah terabas polisi tidur, yasudahlahyah..

Sampai di stasiun, sudah diumumkan bahwa kereta jurusan Jakarta Kota akan segera masuk di jalur 2, saya malas untuk berlari, kalaupun tertinggal kereta yasudah, masih ada kereta berikutnya.. Walaupun jam kerja sudah mepet sekali, saya sedang tidak mood. Ngerti kan? Sambil berjalan menuju peron tengah, tiba-tiba perhatian saya mengarah ke seekor kucing yang sedang duduk di peron satu sambil memperhatikan beberapa orang lalu lalang..

Seketika kesedihan, kegundahan, kebencian dan segala hal negatif yang saya tanamkan pagi ini rasanya buyar. Melihat kucing cantik yang duduk itu membuat saya berpikir, kenapa juga harus bete di pagi yang cerah begini? Bukankah harusnya bersyukur masih bisa bangun serta menghirup udara secara gratis? Saya pun tersenyum. MAKANYA JADI ORANG TUH JANGAN NEGATIF MELULU KELEEUS!

Satu penyesalan yang saya rasakan adalah tidak foto si kucing cantik penghilang lara itu, berhubung kereta keburu masuk di jalur 2, saya sudah tidak sempat lagi untuk menjepret si kucing cantik. huhu



Let's start the day with basmallah.

see you in HEAVEN.

Tuesday 25 March 2014

WANITA CARE(ER)

HELL.o

Ada satu hal yang paling berkesan buat saya waktu jalan-jalan ke Singapura. Jadi ceritanya, waktu udah kenyang keluyuran di USS, saya ngaso-ngaso di depan USS sambil makanin cokelat Hershey's sekantong penuh, tiba-tiba ada wanita-setengah-baya-seumuran-mama bermuka oriental ngajak saya ngobrol. Jebreeetttt.. kefasihan berbahasa Inggris kali ini dipertaruhkan..

Saya ditanya asalnya dari mana? Umur berapa? Kesini sama siapa dan mau ngapain aja? Udah kemana aja? Nginep dimana? Seneng nggak disini? Dan yang terakhir dong.. Udah menikah atau belum? GILAK KALI, GAK DI INDO, GAK DI SINI.. GAK ADA PERTANYAAN LAIN APA YA? hahaha nggak se-sensi itu juga sih jawabnya, cuma penasaran aja kenapa ada pertanyaan itu muncul?

Sayapun menjawab dengan bahasa Inggris hasil les ILP, kalau saya ini orang Indonesia yang sedang outing bersama kantor dan sudah pergi ke beberapa tempat di Singapura, saya senang karena disini bersih dan rapi, terutama infrastrukturnya yah walaupun udaranya hampir mirip ya sama Jakarta.. Dan terakhir saya bilang kalau saya belum menikah, umur saya baru 22 (tapi kalau tahun depan dinikahin juga saya mau Bu *ngomong dalem hati*).

Kemudian Ibu itu bilang kalau anak perempuannya berumur 5 tahun lebih tua dari saya, tapi dari sekarang dia sudah bilang ke Ibunya bahwa dia nggak mau menikah, karena menikah itu hanya membuat beban saja, apalagi kalau punya anak. Biaya hidup disini mahal, kalau tambah punya anak bisa repot..
Dia menambahkan, perempuan Singapura yang mandiri (sudah bekerja dan hidup mapan) banyak yang lebih memilih untuk tidak menikah, mungkin dalam hatinya "gila, gue udah cari duit sungsangsumbel terus mau hidupin anak pula, males lah yau.." nah kalau yang ini contoh tambahan dari eke.. hahhaa

Nggak heran sih, saya pernah baca artikel tentang keengganan wanita Jepang yang malas menikah dengan alasan yang demikian. Karier yang menjulang dan merasa sudah mapan sehingga takut menjalani komitmen dengan pria. Mereka tidak takut hidup sendirian dan hanya pelihara anjing kesayangan.
Akibatnya, nggak main-main.. Tingkat kelahiran rendah dan jumlah orangtua di panti jompo semakin meningkat. Bahkan katanya banyak Taman Kanan-kanak yang tutup karena nggak ada siswanya.. Walaaaah..

Kisah yang sama ditambahkan Ibu itu, pemerintah Singapura bahkan sudah meng-gratis-kan biaya persalinan dan biaya pendidikan Sekolah Dasar untuk 'merayu-rayu' wanita Singapura agar tetap mau menikah dan akhirnya punya anak. Demi apa? Ya demi masa depan Singapura juga lah.. Masa nggak ada penerusnya, kan?

**

Seorang teman yang memiliki nilai cemerlang sejak jaman perkuliahan, beberapa waktu lalu cerita sama saya tentang pekerjaannya saat ini. Baru saja dia dapat promosi untuk menjadi Ketua Kelompok di divisinya, ini nggak sembarangan karena konon katanya yang bisa jadi ketua kelompok itu rata-rata berusia 30 tahun keatas, sementara usianya baru 25 tahun. AMAJING kan AMAJING? Nah tapi ternyata ada yang mengganjal dari kesempatan itu, apakah itu? Ternyata.. calon suaminya belum memiliki kesempatan yang demikian cemerlang, jadi dia merasa kok ndak etis aja kalau dirinya berpenghasilan lebih besar daripada si calon itu.. huhuhu

Jadi perempuan memang seru banget yaaaa.. Kepingin bisa ini itu, harus bisa anu inu, tapi nggak boleh sana sini. Hahaha rempong amat sih? Apa iya seribet itu ya?

Mau jadi wanita karier atau kereer itu memang tergantung dari kita. Memang nggak sedikit yang mencibir kalau ada wanita sukses tapi belum menikah. Ada juga yang mencibir kalau cuma di rumah aja dan nggak bisa berbuat apa-apa. Yah kalau mau ikutin apa kata orang mah ya semua kacau balau lah ya, tinggal gimana kita menyikapinya aja lah..


See you in HEAVEN.

Thursday 20 February 2014

Main Mantan-mantanan

HELL.o

Tahun baru, resolusi baru. Gitu ya? Konon katanya begitu sih ya. Tapi kalo saya ada beberapa hal yang AGAK (pakai capslock loh! kebayang lah ya hahaha) susah buat dirubah. Contohnya apa? ya ini nih.. main mantan-mantanan..

Permainan ini sudah lama banget saya lakoni, herannya.. saya sadar banget kalo permainan ini boleh jadi bisa menghancurkan diri sendiri dan hubungan dengan pasangan tapi masih tetep saya cari. hahahahha

Cara mainnya adalah dengan mencari tahu apa seluk beluk si mantannya pasangan kita. Jaman sekarang mah gampang banget, tinggal buka google terus ketik namanya langsung deh bertaburan informasi tentang si dia. Gunanya buat apa? yaaa.. buat pingin tahu aja sih, ngga ada maksud lain. *pendusta*
Kapan asiknya main ginian? Pas lagi ngga ada kerjaan, atau engga kalo lagi kesel sama pasangan!
Paling abis itu bubar ngagrak deh hubun kamyu.. huahahahhaa

Dulu saya punya pikiran gini.. Kalau misalnya pasangan ditanya-tanyain tentang mantannya terus ngamuk-ngamuk itu artinya dia masih seneng atau masih sayang atau masih cinta sama mantannya. Tapi kalau biasa-biasa aja itu artinya dia udah biasa aja..

Main mantan-mantanan bisa dimulai dengan pertanyaan berikut :
1. Dulu berapa lama jadian sama si anu?
2. Emang kenapa kok si itu mutusin kamu?
3. Masih suka ngehubungin kamu gak tuh si inu?

Ngeselin banget ya pertanyaannya? hahahaha. Tapi saya kalo ditanyain tentang itu ngga bakalan marah sih, soalnya emang udah ngga dendam sama sekali, kenapa juga harus bete? Kadang culas juga sih, kan udah tau kita yang mulai ya, jadinya udah siapin jawaban dong.. At least biar nggak dikira masih demen sama si dia yang nggak bisa disebutkan namanya.

Ending dari permainan ini adalah ketika kita sadar bahwa ternyata informasi tersebut masuk ke dalam diri. Intinya ada dua. Mau dibawa seperti apa? Negative atau positive? Contoh gampangnya adalah jika ternyata mantannya si dia lebih kece misalnya, nah lo.. apa artinyaaaaa? nah kalo orang negative kan mikirnya "pasti ini orang ganjen deh, hobinya tepe-tepe jadinya bubar grak deh lu sama pacar gua!"..
nah kalo yang positive bisa jadi mikirnya kan "ih, gilakkk kece berat ni orang.. Selera si pacar emang yang kece-kece dah!" ya gitu deh kira-kira ya.. hahahhahaha

Jadi sebelum main mantan-mantanan mendingan siapkan mental apakah kita bisa membawa hal tersebut ke arah yang positive apa enggak? Kalau ngga bisa, mending latihan stalking dulu lah yau di dunia maya.. Hihihihi

see you in HEAVEN.