Tuesday 25 March 2014

WANITA CARE(ER)

HELL.o

Ada satu hal yang paling berkesan buat saya waktu jalan-jalan ke Singapura. Jadi ceritanya, waktu udah kenyang keluyuran di USS, saya ngaso-ngaso di depan USS sambil makanin cokelat Hershey's sekantong penuh, tiba-tiba ada wanita-setengah-baya-seumuran-mama bermuka oriental ngajak saya ngobrol. Jebreeetttt.. kefasihan berbahasa Inggris kali ini dipertaruhkan..

Saya ditanya asalnya dari mana? Umur berapa? Kesini sama siapa dan mau ngapain aja? Udah kemana aja? Nginep dimana? Seneng nggak disini? Dan yang terakhir dong.. Udah menikah atau belum? GILAK KALI, GAK DI INDO, GAK DI SINI.. GAK ADA PERTANYAAN LAIN APA YA? hahaha nggak se-sensi itu juga sih jawabnya, cuma penasaran aja kenapa ada pertanyaan itu muncul?

Sayapun menjawab dengan bahasa Inggris hasil les ILP, kalau saya ini orang Indonesia yang sedang outing bersama kantor dan sudah pergi ke beberapa tempat di Singapura, saya senang karena disini bersih dan rapi, terutama infrastrukturnya yah walaupun udaranya hampir mirip ya sama Jakarta.. Dan terakhir saya bilang kalau saya belum menikah, umur saya baru 22 (tapi kalau tahun depan dinikahin juga saya mau Bu *ngomong dalem hati*).

Kemudian Ibu itu bilang kalau anak perempuannya berumur 5 tahun lebih tua dari saya, tapi dari sekarang dia sudah bilang ke Ibunya bahwa dia nggak mau menikah, karena menikah itu hanya membuat beban saja, apalagi kalau punya anak. Biaya hidup disini mahal, kalau tambah punya anak bisa repot..
Dia menambahkan, perempuan Singapura yang mandiri (sudah bekerja dan hidup mapan) banyak yang lebih memilih untuk tidak menikah, mungkin dalam hatinya "gila, gue udah cari duit sungsangsumbel terus mau hidupin anak pula, males lah yau.." nah kalau yang ini contoh tambahan dari eke.. hahhaa

Nggak heran sih, saya pernah baca artikel tentang keengganan wanita Jepang yang malas menikah dengan alasan yang demikian. Karier yang menjulang dan merasa sudah mapan sehingga takut menjalani komitmen dengan pria. Mereka tidak takut hidup sendirian dan hanya pelihara anjing kesayangan.
Akibatnya, nggak main-main.. Tingkat kelahiran rendah dan jumlah orangtua di panti jompo semakin meningkat. Bahkan katanya banyak Taman Kanan-kanak yang tutup karena nggak ada siswanya.. Walaaaah..

Kisah yang sama ditambahkan Ibu itu, pemerintah Singapura bahkan sudah meng-gratis-kan biaya persalinan dan biaya pendidikan Sekolah Dasar untuk 'merayu-rayu' wanita Singapura agar tetap mau menikah dan akhirnya punya anak. Demi apa? Ya demi masa depan Singapura juga lah.. Masa nggak ada penerusnya, kan?

**

Seorang teman yang memiliki nilai cemerlang sejak jaman perkuliahan, beberapa waktu lalu cerita sama saya tentang pekerjaannya saat ini. Baru saja dia dapat promosi untuk menjadi Ketua Kelompok di divisinya, ini nggak sembarangan karena konon katanya yang bisa jadi ketua kelompok itu rata-rata berusia 30 tahun keatas, sementara usianya baru 25 tahun. AMAJING kan AMAJING? Nah tapi ternyata ada yang mengganjal dari kesempatan itu, apakah itu? Ternyata.. calon suaminya belum memiliki kesempatan yang demikian cemerlang, jadi dia merasa kok ndak etis aja kalau dirinya berpenghasilan lebih besar daripada si calon itu.. huhuhu

Jadi perempuan memang seru banget yaaaa.. Kepingin bisa ini itu, harus bisa anu inu, tapi nggak boleh sana sini. Hahaha rempong amat sih? Apa iya seribet itu ya?

Mau jadi wanita karier atau kereer itu memang tergantung dari kita. Memang nggak sedikit yang mencibir kalau ada wanita sukses tapi belum menikah. Ada juga yang mencibir kalau cuma di rumah aja dan nggak bisa berbuat apa-apa. Yah kalau mau ikutin apa kata orang mah ya semua kacau balau lah ya, tinggal gimana kita menyikapinya aja lah..


See you in HEAVEN.