Tuesday 24 June 2014

Menuju Puncak! (3)

HELL.o

Melanjutkan cerita sebelumnya, malam itu riuh ramai tenda sekitar membuat kami terbangun. Udara saat itu rasanya nggak terlalu dingin (YA IYALAH, SAYA UDAH PAKE 2 LAPIS BAJU DAN CELANA PLUS JAKET BERBAHAN POLAR! hahaha gak santai abis..) sehingga saya pun siap keluar tenda, tidak lupa memakai headlamp. Waktu menunjukkan pukul 23.30 WIB. Persiapan kami sudah lengkap, tapi masih dicek kembali. Sepupu 2 yang akan membawa bahan logistik kami dalam satu carrier.

Beberapa orang sudah berjalan melewati tenda kami, rapi membentuk barisan. Biasanya jumlah mereka 5-10 orang. Team kami hanya 3 orang. Tapi kalau ditotal semua pendaki mungkin bisa jadi ratusan, atau ribuan. Oh my God.. banyak banget. Nggak kebayang, muat nggak yah itu puncaknya menampung kami?

Kami berdoa sebelum berangkat. Saya stretching sebentar sambil melihat orang lalu lalang. Tegang sekali rasanya. Ini pertama kali saya malam mingguan di gunung. Perasaan campur aduk juga. Tapi tekad sudah bulat, tujuan sudah di depan mata. Let's hit the rocks! HAHAHAHA GAYA LU!

25 Mei 2014
Pukul 00.01 kami selesai berdoa dan memulai perjalanan. Summit attack di Semeru memang harus dilakukan tengah malam gitu modelannya. Saya yang berbekal satu botol susu cokelat, sepanjang jalan komat kamit melafalkan puja puji kepada Allah. Semoga bisa sampai puncak. Aaaammiinn.

Perjalanan menanjak benar-benar menguras energi, tapi karena cuaca gelap dan dingin, saya tidak terlalu merasa kelelahan. Sesekali saya berhenti karena mengikuti grup depan. Kami tak tahu rute pendakian, jadi lebih aman jika mengikuti grup orang. Hehehe

Sampai lah di satu titik saat itu abu mulai turun, saya mulai mengenakan masker dan bernapas dari mulut. Udara dingin mulai menusuk. Baju lapis 3 ditembus hawa gunung. Saya berdoa agar asma tak kumat selama pendakian ini. Grup depan berhenti kembali. Saya pun berhenti. Sepupu 1 di depan saya bertukar tempat dengan saya dan menyarankan untuk jalan duluan. Kami memutuskan untuk mendahului grup depan.

Saya berada paling depan, berjalan setapak dengan pencahayaan dari headlamp saja. Arah menuju puncak juga bias, tak ada papan penunjuk, sayapun tak punya kompas. Ketika ada jalan bercabang, saya ragu untuk mengambil keputusan, akhirnya selalu bertanya ke sepupu di belakang, "yang mana nih?" dan ternyata jalan tersebut hanya dipisahkan satu pohon yang ujungnya tetap menjadi satu jalan, hahaha nggak leader banget ye gue..

Ketidakmahiran saya dalam mengambil keputusan ternyata berakibat fatal. Saya dihadapkan pada 3 gundukan tanah. Yang satu paling dekat dengan saya terlihat landai dan mudah didaki, yang kedua ada tumbuhan yang menutupi, dan yang ketiga agak ke kiri dan terlihat gelap sekali. Jelas saya pilih yang pertama. HAHAHA cari yang gampil aje.. Baru 100 meter berjalan, headlamp saya menyinari jalanan terjal, tiba-tiba saya ketakutan dan kembali bertanya kepada sepupu di belakang dengan suara serak, "ini kok gini ya jalanannya serem?" saya berhenti. Kami berhenti. Dengkul saya kok bergetar ya? Itu takutnya nggak main-main deh. asli.

"Salah mas, salah! Turun mas, jalannya yang sebelah sini!" Di belakang ada suara si Saip, temannya sepupu saya. Oh my God. Saya merasa bersalah sama grup, Huhuhu. Kami akhirnya mengikuti grup nya Saip dan kembali ke arah jalan yang bercabang 3. Ternyata ada kantong plastik merah yang menandakan itu, tapi saya lengah dan tidak melihat tanda itu.

Pendakian terus berlanjut, sesekali kami duduk untuk beristirahat dengan dihujani abu tipis. Hingga akhirnya sampailah di kaki gunung yang treknya batu, iya batu! Ramai sekali. Terlihat banyak pendaki lain yang "mengantre" untuk naik, ada juga yang beristirahat sambil menghadap ke bawah, beberapa temaram lampu mereka agak menyilaukan saya yang hendak naik.

Jujur saja, saya orangnya tidak sabaran. Ketika di depan sedang berhenti, ada kalanya saya menyalip dari kanan. Pikir saya treknya jelas kok, lebar dan ramai.. Jadi kenapa enggak? Tapi saya malah dimarahin sama sepupu, "lo jangan nyalip-nyalip gitu! Nanti kalau terlalu melebar malah nyasar!" hehehe ampuuun.. Dasar pendaki pemula ya, semangat masih berkobar-kobar!

Waktu menunjukkan pukul 01.30 dini hari, lha kok tau? iya, aku mbawa hempon. Hehehe ndak tau deh ini boleh ditiru apa enggak. Kami beristirahat sebentar. Pas saya lihat hempon, ternyata ada sinyal. Langsung lah saya kirim pesan via whatsapp buat mendokumentasikan ini. Kemudian saya sempat ambil foto pemandangan kota Malang dari hempon.

lha, kok gelap? iya kan malem.. ndak ada blitz nya.. HAHAHAHA maap ya

Sehabis ambil foto item dan minum susu cokelat, kami melanjutkan perjalanan. Batu semakin besar, beberapa kali ada batu menggelinding, saya jadi ada kesempatan buat teriak-teriak "BATU BATU" cailaaah, kek di adegan pilem ya maliiiih :p

Waktu menunjukkan pukul 05.00 WIB ketika ada siluet biru menyembul dari balik gunung yang saya rayapi, badan sudah nggak bisa berdiri tegak, saya merayap seperti cicak. Baterai hempon tinggal 15%, ketika mau ambil foto, tetiba hempon mati. HUHUHU. Sepupu 1 bilang, ayo sedikit lagi! Eh sepupu 2 mana ya? Ndak tau lah ya. Bisa jadi dia sedang membantu kawannya, biarlah.. toh dia anggota SAR. hihihi

Ketika menengadah ke atas, ada lampu kedap kedip warna merah, sepupu 1 bilang itu puncaknya. WAH SUDAH DEKAT! hahaha akhirnya kami bangkit lagi. Merayap lagi. Istirahat lagi. Bangun lagi, merayap dan istirahat. Begitu terus.. Kami berdua saling menyemangati. Kebetulan sepupu kena serangan fajar! Tetiba dia pingin BAB. Yah ampuuun..ini mungkin efek cireng pedas yang semalam. Perut saya juga tiba-tiba bergejolak, kalau ini sepertinya maag saya kumat terkena susu cokelat dingin. TAPI PUNCAK SEDIKIT LAGI KAKAAAK! Kami tak menyerah..



Alhamdulillaaaaahhh :)

Akhirnya kami sampai di puncak! Rasa lelah sudah terbayarkan. Senang sekali bisa sampai disini. Hempon saya nyala lagi dengan sisa batere tinggal 10% dan sempat mengabadikan beberapa moment sambil menunggu kedatangan sepupu 2 yang membawa minuman kemenangan, saya dan sepupu 1 duduk dan ngobrol. HAHAHA ini nih negeri di atas awan..

negeri di atas awan

sepupu gelisah :p

HELLo HEAVEN :)

Akhirnya sepupu 2 sampai puncak bersama teman dari grup lain, rupanya ada beberapa kejadian yang mereka alami, mungkin akan saya ceritakan di lain kesempatan ya. HEHE

Salam Lestari :)
see you in HEAVEN.

Monday 16 June 2014

Menuju Puncak! (2)

HELL.o

Setelah melewati hari sebelumnya (cek disini), akhirnya kami melanjutkan perjalanan di hari kedua.

24 Mei 2014
Lagu bangun tidur kuterus mandi ternyata tidak terpakai di gunung. HAHAHA. Udara RaKum (singkatan dari Ranu Kumbolo) pagi itu sangat bersahabat dengan selimut. Embunnya banyak dan cahaya mataharinya menghangatkan tenda kami. Saya berniat keluar tenda dan mendapatkan pemandangan ciamik. Niat untuk ambil air saya urungkan, saya memilih untuk duduk di depan pintu tenda dan menjemur muka (eke udah pake sunblock ya! CATAT!), sailaaah..asa bule nyaa.. 


(keduanya diambil dengan kamera hempon :p)

Setelah puas berjalan-jalan dan ambil air di Rakum untuk persediaan, akhirnya kami melanjutkan perjalanan melalui tanjakan cinta dan oro-oro ombo. GORGEOUS? NATURALLY!

berhasil naik tanjakan cinta tanpa nengok dan berhenti :))

potong rambut ASGAR di bawah pohon rindang :)


prewed kok sendirian sih?

Seorang teman dari team SAR Semeru cerita, dulu waktu tahun 2001-an dia mendaki, pernah ketemu sama macan di Oro-oro Ombo.. Wahahahaha untungnya saya nggak ketemu sih. Pemandangannya cakep banget memang! Macan aja seneng kan..

Setelah melewati padang luas itu, kami berhenti lagi di Cemoro Kandang. Asik kan banyak istirahatnya? Hahaha.. ini kebanyakan foto-foto sih sebenernya..

nanti edit sendiri deh foto prewed nya :))))

Perjalanan kembali dilanjutkan kembali. Sepupu saya terkadang menjelaskan beberapa trik survival. Salah satunya dengan memakan buah kecil mirip raspberry berwana merah atau ungu yang jika ditekan mengeluarkan cairan berwarna merah, persis darah, tapi ketika dimakan rasanya asam manis. Beberapa kali kami berhenti untuk memetik buah itu.. Tapi aku ndak tau namanya kak. Di tengah jalan, sepupu yang merupakan salah satu anggota Arema Rescue berbincang dengan kawan sepermainan. Namanya TARPIN! Ada cerita menarik tentang Tarpin. Cerita lebih lanjutnya nanti yak!

Mendekati pos berikutnya, perjalanan semakin spektakuler.. Tanjakan dan turunan yang seolah tak ada habisnya sangat membuat dengkul lelah. Beberapa kali saya minum madu biar semangat! Dan itu ngaruh banget deh. Lelah terbayar dengan pemandangan indah kok! Tenang sajaaa :)

sampai di pos JAMBAN GAN !

Tiba di Jambangan, terlihat jelas itu puncak Mahameru ada di atas, menjulang tinggi, rasanya jauh sekali. Mana bisa gue mendaki setinggi itu? Yaiilahh..ini mah alamat nginep aja di Kalimati deh ah.. HUFT!
Perasaan minder sering saya rasakan ketika melihat cewek-cewek perkasa pendaki lainnya. Pasti mereka kuat dan sering naik gunung ya, jadi nggak heran mereka kuat gitu.. HAHAHAH emang dasar otak pesimis deh. Ya sudahlah, saya hilangkan semua pemikiran bodoh itu dan kembali berjalan ke Kalimati.

Pos terakhir sebelum summit harusnya Arcopodo. Kalau nggak salah sih gitu ya, tapi sepupu saya bilang disana ramai dan mungkin kita nggak kebagian tempat, jadi kami beristirahat di Kalimati deh sambil menunggu malam.

nyampe Kalimati! yeahs!

sepupu penggiat alam

ambil air di Sumber Mani

Kalimati punya sumber mata air yang ngambilnya musti perjuangan dulu melewati lembah. Gileeehh.. kawan-kawan sayangi air yaaa.. Jangan dibuang untuk yang nggak bermanfaat! Susyeh bangeet ngambilnyaaa..

Setelah makan cireng pedas sebagai bahan makan malam, kami menutup tenda dan memasang alarm jam 23.00 untuk melanjutkan summit attack.. Sebelumnya kami sudah memasukkan beberapa bekal untuk persediaan makanan selama perjalanan ke atas. Oh yeah, I'm so excited!

see you in HEAVEN.

Tuesday 10 June 2014

Menuju Puncak! (1)

HELL.o

Setelah melalui dilemma pekerjaan yang tak kunjung usai, akhirnya saya berangkat juga ke Surabaya dengan menumpang pesawat terakhir dan tiba pukul 01.00 WIB karena ada keterlambatan pemberangkatan.
Ah, anyway.. dramatisasi tersebut mungkin akan saya tuangkan di kali lain.. HAHAHAHA

Dari Surabaya, saya dijemput oleh sepupu yang tinggal di daerah Purwosari untuk bermalam disana. Yuk lah, yang sodaranya tersebar di seluruh wilayah Indonesia Raya, jangan lupa untuk dihubungi kembali ya (biar ngirit biaya :p). Perjalanan ditempuh sekitar 2 jam lah ya kalau nggak salah, maklum udah tepar duluan..

Selanjutnya seharian jalan-jalan di Kota Malang sekalian mencari bahan logistik yang akan dibawa pergi naik gunung dan menginap di rumah sepupu yang lain. Kyaaa.. sangat mendebarkan.

23 Mei 2014
Berangkat dari rumah di daerah Malang sekitar pukul 08.00 pagi menuju ke Pasar Tumpang. Di perjalanan, terlihat gunung Semeru berdiri kokoh. Dasar jiwa pengecut ya, belum apa-apa rasanya nggak yakin bisa kesana. "Ini gunung kok tinggi banget ya? Puncaknya kok kecil ya? Apa muat kalau sampai ada ratusan bahkan ribuan pendaki yang naik kesana? Duh, nggak yakin deh bisa naik". 
Sepupu saya tersenyum simpul seraya berkata "Kita ini udah mau menuju kesana lho, nggak ada kata balik lagi atau nggak jadi". Oh my God, nyali sempat ciut melihat puncak Mahameru itu. Perasaan gunung di Bogor yang biasa dilihat di depan rumah, nggak setinggi ini deh.
But, there is no way back. Just face it", ini bakalan keren! Pikir saya dalam hati seraya menghibur diri.

Sampai di Pasar Tumpang, kami bergegas ke Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Salah satu persyaratan naik gunung adalah memiliki kesehatan prima yang dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari dokter. OK LOLOS. 

Oh ya, awalnya saya mau mendaki dengan sepatu basket gitu, kemarin pas jalan-jalan di Malang mau beli sepatu trekking tapi nggak ketemu yang pas di hati (dan di kantong! hahaha) jadinya saya memutuskan untuk pinjam ke salah seorang kawannya sepupu. Sepatu pun diterima, ternyata ukurannya satu nomor diatas ukuran saya. BAIKLAH #akurapopo

Setelah beres, kami menumpang hardtop menuju desa Ranu Pani. Kalau tidak salah perjalanan ditempuh sekitar satu setengah jam, jalanannya nggak terlalu bagus. Udaranya panas, tapi hati tetep adem lantaran pemandangan yang spektakuler :p

turun dulu buat foto :))

Karena kebetulan saya berangkat pada hari jumat, sampai di desa Ranu Pani bertepatan dengan waktunya sholat jumat. Loket tutup. Kami harus menunggu. Ketika dibuka, ternyata ada yang bilang kalau kuota pendakian sudah penuh, tapi kalau sudah daftar online tetap bisa masuk. Hahaha canggih juga ini gunung..

Yah, akhirnya setelah urus sana-sini-situ-sono, tibalah kami di pintu masuk. Merinding. Berdebar. Senang. Pingin ketawa seraya berdoa dalam hati semoga daku selamat sampai balik kesini lagi. Kamipun berfoto.

biarpun panas, tetep hepi :))

Pendakian dimulai, trek awal membuat saya terengah-engah. Kaget dan belum menyesuaikan diri. Panas tubuh meningkat! Saya berkeringat deras di siang bolong dengan tangan pucat. Meeeeen, ini baru dua menit jalan, masa iya eke udah keliyengan? Saya baru ingat, ini pasti karena belum makan siang! HAHAHA napas sudah dari mulut. Yailaaahhh, gimana deh? Masa iya balik lagi buat makan bakso Malang? Pfffttt

Perjalanan berhenti sebentar, saya butuh minum. Sepupu saya mengingatkan untuk tidak minum terlalu banyak, apalagi di GLEK GLEK! Katanya bisa bikin sakit perut dan bikin boros air tentunya. Yaiyalah, secara perjalanan masih 500 tahun lagi yah boook. Akhirnya saya minum cuma seteguk. Ok lanjut.

Kami melanjutkan perjalanan kembali, saya mulai mengikuti ritme perjalanan dan menikmatinya. Trek terus menanjak dan masih terlihat paving block. Konon kata sepupu saya, kalau masih terlihat batakonya, itu masih dibawah. Yah sudahlah, perjalanan terus dilanjutkan. Sesekali kami berhenti untuk duduk, menikmati udara dan sekadar say hi bye ke pendaki lain yang lewat. Menyenangkan :)

Lama-lama perasaan mulai bergejolak, ketika saya nggak merasa capek tapi grup memutuskan untuk berhenti istirahat lama membuat saya muak. HAHAHA. Tapi yang namanya pendakian bersama, semua harus dijalani bersama. Ketika yang satu kelelahan, yang lain harus menunggu juga, walaupun tak lelah.


gelisah nungguin orang :))


Ada yang bilang kalau mau tahu watak orang yang sebenarnya, bawa saja ke gunung. Mungkin disini kelihatan ya saya ini orangnya egois. Tapi saya mencoba menunggu kok, berarti boleh jadi saya penyabar dong *benerinbergo* hahaha.

Perjalanan kami dari Desa Ranu Pani ke Ranu Kumbolo termasuk LAMA BANGET. Setelah melewati banyak pos, duduk-duduk di pinggir jurang, ngobrol ngalor ngidul, dan lainnya.. Akhinya kami sampai. Jam berapa? Jam 19.30 WIB akhirnya kami sampai dan langsung membangun tenda untuk istirahat.

Ranu Kumbolo malam itu dingin sekali, pas ngobrol juga sampai beruap-uap gitu.. Kek di Jepang kan? ngahahahaha. Tadinya mau langsung tidur karena lelah, tapi sepupu bilang dari luar tenda. Katanya mau lihat bintang? OH IYA YA!

Benar saja! Nonton bintang di Ranu Kumbolo sambil pegangan tangan sama pasangan tuh pasti romantis deh, tapi yaudahlah yah karena dateng kesininya sama sepupu jadi nggak usah banyak cing cong. BINTANGNYA BAGUS TAPI AKU NDAK SEMPAT FOTO. hahahaha emang lebih baik datang sendiri deh biar bisa ngerasain tidur dengan atap bintang :D

See you in HEAVEN.