Friday 25 April 2014

Ngitung Beli Mobil

HELL.o

Serem kaliiii judulnya.. hahaha sengaja sih biar spektakuler aja gitu, habisnya tadi pagi mendapat sentilan dari bapak tukang ojek langganan dari Stasiun Sudirman, perbincangannya terjadi antara stasiun Sudirman sampai depan gedung KPK yang macica muchtarrrr (baca : macet gilak!).

Singkat cerita, bapak ojek bilang gini, "teteh males ya bawa mobil? macet sih ya Jakarta, mendingan naik kereta ajah?".. Ini sih sebenernya jadi pecutan nih, "hahaha iya ya mang ya, macet banget" yeah, jaga postur banget sih, padahal dalem hati ngedumel, yailah bang.. bawa mobil mah mau aja, tapi mobil sape nyang mau dibawa? Pfftt.

Oke, menurut ilmu dari perencana keuangan, jumlah utang seharusnya tidak boleh lebih dari 30% atas penghasilan kita. Berarti misalnya penghasilan kita Rp 10 juta, maka baiknya total "ngutang" yang dimiliki tidak lebih dari Rp 3 juta. Kalau ternyata lebih dari segitu, maka akan susah buat investasi. Konon gitu katanya.

Nah, sekarang kita hitung deh, kira-kira bisa nggak sih kita beli mobil? Mampu nggak? Jangan-jangan cuma buat gegayaan padahal utang numpuk? Males lah yau. Hahaha. Oke pertama yang harus ditanya adalah tujuan kita dulu nih. Mau beli apa? Mobil. Mobil apa? Mobil apa? Mobil yang rodanya empat.. Yailah, nggak yang gitu juga pertanyaannya.. 

Oke misalnya Mobil HBS yang harganya sekitar Rp 120 juta. Nah, biasanya kita bisa pilih kan, mau beli cash apa kredit? Yang cash mah yaudahlahyah, tinggal dateng ke dealer dan tunjuk mau warna apa, nah coba kalo yang mau kredit kira-kira mampunya berapa?

Dari harga Rp 120 juta biasanya diwajibkan DP sebesar 30% dari harga jual, berarti sekitar Rp 40 juta untuk DP dan sisanya bisa kita cicil yaitu sebesar Rp 80 juta. Nah berarti kalau penghasilan kita per bulannya adalah 10 juta, berarti kita bisa ambil cicilan selama 8 bulan karena total 8 bulan kali Rp 10 juta = Rp 80 juta? ya nggak gitu, terus selama 8 bulan makan pakai apaaaa?? hahaha

Nah untuk yang Rp 80 juta itu, bisa kita sesuaikan dengan total utang yang kita miliki. Misalnya ternyata dari penghasilan Rp 10 juta kita punya cicilan rumah Rp 2 juta berarti sisa Rp 1 juta bisa kita gunakan untuk cicilan mobil ini. Nah tapi kalau belum punya cicilan apapun berarti ada kesempatan mengguakan si 3 juta itu.

Untuk cicilan, maka penghitungannya, Rp 80 juta maka dibagi 12 bulan berarti Rp 6,67 juta. Udah bisa belum? Ya bisa aja, kan penghasilannya 10 juta, cuma terlalu maksa.. Kemudian kalau dibagi 24 bulan maka hasilnya Rp 3,33 juta naaah yang ini mendekati nih, tapi masih belum aman. Oke kalau 36 bulan maka hasilnya menjadi Rp 2,22 juta.. Naaaaaah, yang ini baru nih amaaaan.. Dengan total nilai "ngutang" Rp 3 juta maka penghitungan cicilan mobil Rp 2,22 juta dirasa mampu untuk membiayai mobil tersebut.

Biasanya dealer mobil memberikan pilihan, mau yang cicilannya kecil tapi DP nya besar atau DP sewajarnya tapi cicilan lebih besar. Perhatikan juga jangka waktu cicilan. Nggak mau kan 10 taun masih ngutang mobil aja? Hehehehe.

Misalnya kita sudah punya uang DP Rp 50 juta, maka penghitungan jadi berbeda. Dari harga Rp 120 juta, berarti sisa yang harus kita cicil adalah Rp 70 juta, nah kalau dibagi 24 bulan maka total ngutang kita juga masih masuk yaitu sekitar Rp 2,91 juta. Jangka waktu ngutangnya jadi lebih pendek kan? Tapi ya DP nya digedein. Hahahahhaha

Pilihannya tinggal di kita nih. Mau beli mobilnya kapan? Ya minimal kumpulin DP nya dulu lah. Pasti bisa laaaaah.. If there is a will, there is a way. If there is no way? Let's make a way!

Selamat beraktivitas.
see you in HEAVEN.


Wednesday 16 April 2014

Bad Thing Happened?

HELL.o

Pagi ini saya dibuat jengkel lantaran air PDAM kota Bogor yang tidak mengalir di rumah, tentu saja ini perkara sulit karena saya sebagai pribadi yang kece, amat sangat membutuhkan aliran air tersebut untuk mandi. Alhasil, hari ini saya ngantor tanpa mandi. HAHAHA

Sepanjang perjalanan dari rumah ke stasiun Cilebut rasanya uring-uringan banget, belum lagi pamitan sama mama dengan bersungut-sungut. Rasanya nggak mood banget! Nggak segar rasanya. Mengendarai motor pun sudah terabas polisi tidur, yasudahlahyah..

Sampai di stasiun, sudah diumumkan bahwa kereta jurusan Jakarta Kota akan segera masuk di jalur 2, saya malas untuk berlari, kalaupun tertinggal kereta yasudah, masih ada kereta berikutnya.. Walaupun jam kerja sudah mepet sekali, saya sedang tidak mood. Ngerti kan? Sambil berjalan menuju peron tengah, tiba-tiba perhatian saya mengarah ke seekor kucing yang sedang duduk di peron satu sambil memperhatikan beberapa orang lalu lalang..

Seketika kesedihan, kegundahan, kebencian dan segala hal negatif yang saya tanamkan pagi ini rasanya buyar. Melihat kucing cantik yang duduk itu membuat saya berpikir, kenapa juga harus bete di pagi yang cerah begini? Bukankah harusnya bersyukur masih bisa bangun serta menghirup udara secara gratis? Saya pun tersenyum. MAKANYA JADI ORANG TUH JANGAN NEGATIF MELULU KELEEUS!

Satu penyesalan yang saya rasakan adalah tidak foto si kucing cantik penghilang lara itu, berhubung kereta keburu masuk di jalur 2, saya sudah tidak sempat lagi untuk menjepret si kucing cantik. huhu



Let's start the day with basmallah.

see you in HEAVEN.