Tuesday 10 June 2014

Menuju Puncak! (1)

HELL.o

Setelah melalui dilemma pekerjaan yang tak kunjung usai, akhirnya saya berangkat juga ke Surabaya dengan menumpang pesawat terakhir dan tiba pukul 01.00 WIB karena ada keterlambatan pemberangkatan.
Ah, anyway.. dramatisasi tersebut mungkin akan saya tuangkan di kali lain.. HAHAHAHA

Dari Surabaya, saya dijemput oleh sepupu yang tinggal di daerah Purwosari untuk bermalam disana. Yuk lah, yang sodaranya tersebar di seluruh wilayah Indonesia Raya, jangan lupa untuk dihubungi kembali ya (biar ngirit biaya :p). Perjalanan ditempuh sekitar 2 jam lah ya kalau nggak salah, maklum udah tepar duluan..

Selanjutnya seharian jalan-jalan di Kota Malang sekalian mencari bahan logistik yang akan dibawa pergi naik gunung dan menginap di rumah sepupu yang lain. Kyaaa.. sangat mendebarkan.

23 Mei 2014
Berangkat dari rumah di daerah Malang sekitar pukul 08.00 pagi menuju ke Pasar Tumpang. Di perjalanan, terlihat gunung Semeru berdiri kokoh. Dasar jiwa pengecut ya, belum apa-apa rasanya nggak yakin bisa kesana. "Ini gunung kok tinggi banget ya? Puncaknya kok kecil ya? Apa muat kalau sampai ada ratusan bahkan ribuan pendaki yang naik kesana? Duh, nggak yakin deh bisa naik". 
Sepupu saya tersenyum simpul seraya berkata "Kita ini udah mau menuju kesana lho, nggak ada kata balik lagi atau nggak jadi". Oh my God, nyali sempat ciut melihat puncak Mahameru itu. Perasaan gunung di Bogor yang biasa dilihat di depan rumah, nggak setinggi ini deh.
But, there is no way back. Just face it", ini bakalan keren! Pikir saya dalam hati seraya menghibur diri.

Sampai di Pasar Tumpang, kami bergegas ke Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Salah satu persyaratan naik gunung adalah memiliki kesehatan prima yang dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari dokter. OK LOLOS. 

Oh ya, awalnya saya mau mendaki dengan sepatu basket gitu, kemarin pas jalan-jalan di Malang mau beli sepatu trekking tapi nggak ketemu yang pas di hati (dan di kantong! hahaha) jadinya saya memutuskan untuk pinjam ke salah seorang kawannya sepupu. Sepatu pun diterima, ternyata ukurannya satu nomor diatas ukuran saya. BAIKLAH #akurapopo

Setelah beres, kami menumpang hardtop menuju desa Ranu Pani. Kalau tidak salah perjalanan ditempuh sekitar satu setengah jam, jalanannya nggak terlalu bagus. Udaranya panas, tapi hati tetep adem lantaran pemandangan yang spektakuler :p

turun dulu buat foto :))

Karena kebetulan saya berangkat pada hari jumat, sampai di desa Ranu Pani bertepatan dengan waktunya sholat jumat. Loket tutup. Kami harus menunggu. Ketika dibuka, ternyata ada yang bilang kalau kuota pendakian sudah penuh, tapi kalau sudah daftar online tetap bisa masuk. Hahaha canggih juga ini gunung..

Yah, akhirnya setelah urus sana-sini-situ-sono, tibalah kami di pintu masuk. Merinding. Berdebar. Senang. Pingin ketawa seraya berdoa dalam hati semoga daku selamat sampai balik kesini lagi. Kamipun berfoto.

biarpun panas, tetep hepi :))

Pendakian dimulai, trek awal membuat saya terengah-engah. Kaget dan belum menyesuaikan diri. Panas tubuh meningkat! Saya berkeringat deras di siang bolong dengan tangan pucat. Meeeeen, ini baru dua menit jalan, masa iya eke udah keliyengan? Saya baru ingat, ini pasti karena belum makan siang! HAHAHA napas sudah dari mulut. Yailaaahhh, gimana deh? Masa iya balik lagi buat makan bakso Malang? Pfffttt

Perjalanan berhenti sebentar, saya butuh minum. Sepupu saya mengingatkan untuk tidak minum terlalu banyak, apalagi di GLEK GLEK! Katanya bisa bikin sakit perut dan bikin boros air tentunya. Yaiyalah, secara perjalanan masih 500 tahun lagi yah boook. Akhirnya saya minum cuma seteguk. Ok lanjut.

Kami melanjutkan perjalanan kembali, saya mulai mengikuti ritme perjalanan dan menikmatinya. Trek terus menanjak dan masih terlihat paving block. Konon kata sepupu saya, kalau masih terlihat batakonya, itu masih dibawah. Yah sudahlah, perjalanan terus dilanjutkan. Sesekali kami berhenti untuk duduk, menikmati udara dan sekadar say hi bye ke pendaki lain yang lewat. Menyenangkan :)

Lama-lama perasaan mulai bergejolak, ketika saya nggak merasa capek tapi grup memutuskan untuk berhenti istirahat lama membuat saya muak. HAHAHA. Tapi yang namanya pendakian bersama, semua harus dijalani bersama. Ketika yang satu kelelahan, yang lain harus menunggu juga, walaupun tak lelah.


gelisah nungguin orang :))


Ada yang bilang kalau mau tahu watak orang yang sebenarnya, bawa saja ke gunung. Mungkin disini kelihatan ya saya ini orangnya egois. Tapi saya mencoba menunggu kok, berarti boleh jadi saya penyabar dong *benerinbergo* hahaha.

Perjalanan kami dari Desa Ranu Pani ke Ranu Kumbolo termasuk LAMA BANGET. Setelah melewati banyak pos, duduk-duduk di pinggir jurang, ngobrol ngalor ngidul, dan lainnya.. Akhinya kami sampai. Jam berapa? Jam 19.30 WIB akhirnya kami sampai dan langsung membangun tenda untuk istirahat.

Ranu Kumbolo malam itu dingin sekali, pas ngobrol juga sampai beruap-uap gitu.. Kek di Jepang kan? ngahahahaha. Tadinya mau langsung tidur karena lelah, tapi sepupu bilang dari luar tenda. Katanya mau lihat bintang? OH IYA YA!

Benar saja! Nonton bintang di Ranu Kumbolo sambil pegangan tangan sama pasangan tuh pasti romantis deh, tapi yaudahlah yah karena dateng kesininya sama sepupu jadi nggak usah banyak cing cong. BINTANGNYA BAGUS TAPI AKU NDAK SEMPAT FOTO. hahahaha emang lebih baik datang sendiri deh biar bisa ngerasain tidur dengan atap bintang :D

See you in HEAVEN.

No comments:

Post a Comment