Wednesday 7 May 2014

Harga Sebuah Karya

Pagi ini rasanya ada yang menggelora di dada, jiyaelah.. Di pikiran juga sih sebenernya. Nggak terasa, hampir 4 tahun bekerja di sebuah perusahaan swasta, tapi kok rasanya belum punya apa-apa ya? Apa ada yang salah?

Pemikiran ini sebenarnya sudah muncul dari beberapa waktu yang lalu, saat lagi ngitung-ngitung harta dunia (yang nggak seberapa itu! kekekeke) sehubungan acara lapor pajak tahunan. Dari mulai kerja sampai sekarang, bentuk SPT rasanya kok belum berubah juga ya. HUFT!

gambar diambil dari sini

Sekedar mengingatkan, gambar di atas adalah SPT 1770 SS, SPT ini hanya dipakai oleh Wajib Pajak yang memiliki penghasilan kurang dari 60 juta setahun dan berasal dari satu pemberi kerja. Lain lagi kalau SPT 1770 S, SPT ini dipakai oleh Wajib Pajak yang penghasilannya sudah lebih dari 60 juta setahun dan atau jika penghasilannya didapat dari 2 pemberi kerja atau lebih. Nah, satu lagi SPT 1770 itu dipakai oleh Wajib Pajak yang memiliki usaha sendiri. Bisa di cek ke PER DJP nomor PER - 34/PJ/2010 (masih inget nih pelajaran pas kuliah :p)

TAPI YA ANYWAY, NGGAK MAU KONSULTASI TENTANG PERPAJAKAN KOK SEKARANG! *maap capslock kepencet otomatis* haha, sudah ribuan blog lah yang bisa menjabarkan perpajakan Indonesia saat ini.

Selama bekerja, apapun profesinya, kira - kira sudah punya apa dari situ? Mobil, rumah, atau yang lainnya? Apa benar memang itu tujuan kita? Kalau sudah punya itu semua, lantas mau apa? Nah, sebenarnya bukan itu fokusnya. Ada yang lebih bikin dada menggelora.

Apa karya kita yang sudah dihasilkan? Bagaimana hasilnya buat lingkungan sekitar? Atau minimal, gimana menjalankannya? Sudah puas belum?

Ribuan pertanyaan sudah ada dalam hati, tapi entah kenapa si otak kok diam saja? Apa yang sebenarnya kita ingin capai dalam hidup ini ya?

Saya yakin nggak sedikit dari kita yang sudah mengabaikan suara hati dalam diri dengan alibi untuk mencukupi kebutuhan keluarga (baca : duniawi!). Tapi ada juga yang mau bayar harganya dengan memperoleh sedikit tapi bisa berkarya banyak.

Banyak hal yang ingin kita capai namun ada keterbatasan. Misalnya si pecinta fotografi yang nggak punya kamera karena merasa hal tersebut terlalu mewah untuk dilanjutkan lantaran kebutuhan makan dan masa depan yang nggak sedikit. Boro-boro buat beli kamera, mau renovasi rumah aja udah eungaaap (eungap artinya sesak, diambil dari bahasa Sunda :p).. Belum lagi buat nabung masa depan, kan harus punya dana pensiun, JADI GIMANAAAAA?

Salah satu solusinya yaa, tetep beli kamera tapi nyicil! Oh oke bercanda, eh tapi setengah serius loh itu. Oke nggak beli kamera SLR deh, beli pocket camera, deh! Oke kali ini serius.. gimana kalau pakai hp aja? Iyaaa.. hempon jaman sekarang udah canggih bingitss kakak! Kita bisa maksimalkan dari situ.

"If there is a will, there is a way. If there is no way? Let's make a way!"

Hasil karya kita yang asalnya dari hati mungkin bisa jadi manfaat buat orang lain. Jadi kenapa takut buat bayar harganya?

see you in HEAVEN.

No comments:

Post a Comment